header-logo.png
  • Tanggal :27 Agustus 2025
  • https://kehutanan.go.id/news/pemerintah-mulai-langkah-besar-selamatkan-badak-jawa

Pemerintah Mulai Langkah Besar Selamatkan Badak Jawa

SIARAN PERS

Nomor: SP. 182/HUMAS/PP/HMS.3/8/2025


Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan siap memulai langkah bersejarah yakni menyelamatkan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dari ancaman kepunahan. Upaya ini dilakukan melalui program translokasi Badak Jawa dari habitat aslinya di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ke kawasan khusus konservasi yang lebih aman dan terkendali.


Kick-off translokasi dijadwalkan berlangsung bulan Agustus ini dan akan dipimpin langsung oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni. Agenda ini sekaligus menjadi tanda dimulainya “Operasi Merah Putih”, nama resmi untuk seluruh rangkaian penyelamatan Badak Jawa.


Populasi Badak Jawa saat ini hanya ada di TNUK. Ketergantungan pada satu habitat membuat satwa ikonik dunia ini sangat rentan seperti bencana alam, wabah penyakit, hingga rendahnya variasi genetik bisa sewaktu-waktu mengancam kelestarian mereka.


Karena itu, pemerintah bersama para ahli dan mitra konservasi menyiapkan strategi penyelamatan jangka panjang agar Badak Jawa memiliki masa depan yang lebih aman.


Translokasi bukan sekadar memindahkan satwa, tapi proses panjang dan hati-hati yang sudah dipersiapkan sejak bertahun-tahun lalu dan melalui sejumlah tahapan, diantaranya:

1. Persiapan Lapangan – Survei populasi, pemetaan habitat, pembangunan fasilitas 

    pit-trap (perangkap aman), boma (kandang sementara), hingga akses logistik.

2. Pemilihan Individu – Seleksi badak dilakukan dengan mempertimbangkan umur, jenis kelamin, 

    kondisi kesehatan, dan nilai genetik berdasarkan penelitian DNA selama lima tahun    

    terakhir.

3. Pengamanan & Medis – Badak diamankan menggunakan metode yang aman, kemudian diperiksa 

    kesehatannya sebelum masuk masa adaptasi.

4. Transportasi – Pemindahan dilakukan dengan pengawasan ketat, baik lewat darat maupun laut, 

     menuju lokasi tujuan di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).

5. Pelepasan & Monitoring – Setelah dilepaskan di paddock JRSCA seluas 40 hektar, badak akan 

    dipantau intensif menggunakan kamera jebak dan sistem pelacakan satelit.


Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko, menegaskan seluruh tahapan dilakukan dengan standar internasional dan prinsip kesejahteraan satwa.

"Keselamatan Badak Jawa adalah prioritas utama," ungkapnya.


Program ini tidak hanya melibatkan Kementerian Kehutanan, tapi juga didukung oleh TNI/Polri, akademisi, peneliti, NGO, dunia usaha, serta masyarakat. Dengan kerja bersama, pemerintah optimistis Badak Jawa akan memiliki populasi yang lebih sehat dan berkelanjutan di masa depan.

________________________________________

Jakarta, Kemenhut, 26 Agustus 2025

Untuk Informasi Lebih Lanjut:

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon

Ardi Andono - 0812-2302-554

Penanggung jawab berita:

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,

Krisdianto

Website:

www.kehutanan.go.id

Youtube:

Kementerian Kehutanan

Facebook:

Kementerian Kehutanan

Instagram:

Kemenhut

Twitter:

@kemenhut_ri


Copyright© 2025 Balai Taman Nasional Ujung Kulon. All right reserved.